This is the rooms expected

Gamabar kamar yang mempresentasikan perpaduan artistik dan kemewahan dengan balutan suasana yang sejuk, merupakan suasana dambaan setiap insani di dunia ini.

This is representing the warms

Penataan ruang dan pencahayaan menambah hidupnya suasana, dengan posisioning tempat perapian untuk memanaskan suasana menambah layout kamar tamu/keluarga menjadi kian natural dan lux.

This is the featured of slide

Posisi pentilasi dengan karakter pembalut kaca yang artistik, menebarkan pencahanyaan yang kalem sehingga ruangan terang namun tidak panas. Posisi artwork menambah terpancarnya kecantikan kamar, sebagai representasi hati yang bahagia.

This is My featured slide

Gambar bagus yang mempesona.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 02 Juni 2009

Trekking Produk Ekowisata Gunung Rinjani NTB


Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki potensi untuk kegiatan trekking berupa puncak Gunung Rinjani, Danau Segara Anak, air terjun Sendang Gile, air terjun Jeruk Manis, Permandian Otak Kokok Gading, dan potensi budaya. Taman Nasional Gunung Rinjani dalam pengelolaannya sudah melaksanakan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata.

Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari pengelolaan ekowisata di Taman Nasional Gunung Rinjani yang patut mendapatkan perenungan:

  1. Pengembangan ekowisata yang memadukan pengembangan pariwisata untuk tujuan ekonomi dapat dipadukan secara sinergis dengan pelestarian lingkungan.
  2. Masyarakat lokal, wisatawan, industri pariwisata dan pemerintah secara langsung dapat dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pelestarian alam. Pelestarian akan lebih efektif bila dilakukan dengan pemanfaatan dan semua pihak yang terlibat mendapatkan manfaat secara ekonomi, sosial dan budaya sehingga mereka mempunyai motivasi kuat untuk menjaga sumber daya yang ada.

Sebaiknya:

Pengelolaan TNGR sudah terbukti memberikan implikasi positif dalam pengelolaannya, namun demikian untuk menjaga keberlanjutannya maka ada beberapa saran atau rekomendasikan yang diberikan:

1. Kualitas sumber daya manusia masyarakat lokal harus terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan kompetensi yang mencakup pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan prilaku (attitude) agar bisa memainkan peran yang lebih besar sehingga mendapatkan pendapatan yang lebih besar pula.

2. Pihak pengelola harus terus mengadakan evalusi dan peningkatan mutu layanan misalnya dengan membersihkan beberapa jalur trekking yang sudah mulai ditumbuhi rumput dan tanda penunjuk jalan yang sudah hilang.

Dinas pariwisata dan industri pariwisata untuk terus mengadakan promosi tentang keberadaan TNGR sehingga bisa dikenal luas di dunia internasional dan menjadi tempat favorit yang selalu dikunjungi wisatawan

Minggu, 19 April 2009

Seni Tari Bali Kaitannya dengan Komersialisai Seni Budaya Masyarkat Dalam Pariwisata Bali


Kontek Komersialisasi Kesenian Bali
Oleh: Murdana


Budaya dan seni di bali memang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan masyarakat setemapat di bali. Membicarakan Budaya akan selalu identik dengan berkesenian. Begitu pula kalau membicarakan berkesenian akan selalu juga assosiasinya kepada seni tari. Seni tari di bali dapat di bedakan atas 3 menurut penggunaannya yaitu seni Wali, Bebali, dan Balih-balihan. Seni tari balih-balihan adalah seni tari yang paling mudah untuk mendapatkan pengaruh, karena merupakan seni pertunjukan umum yang dapat di nikmati. Seni balih-balihan adalah seni yang mempunyai fungsi hiburan di samping mempunyai unsur dan dasar seni luhur sebagai seni serius dan seni hiburan/tontonan. Seni tari bebali yang berfungsi sebagai pengiring upacara dan upakara keagamaan di pura-pura ataupun di luar pura pada umumnya memakai lakon. Seni tari dan seni tabuh/karawitan yang dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan di Bali, misalnya Topeng, Gambuh, Leko, Wayang Kulit, Angklung, Semar Pegulingan, dan Baleganjur. Sedangkan Yang dimaksud dengan seni wali adalah seni yang dilakukan di pura-pura atau tempat yang ada hubungannya dengan upacara dan upakara agama sebagai pelaksana upacara. Pada umumnya seni ini tidak memakai lakon. Kesenian wali sebagai pelaksana upacara selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan niskala, yaitu untuk mendapatkan kekuatan/taksu dan keselamatan (Ritual).

Arus Globalisasi dan kepariwisataan memberikan dampak terhadap komodifikasi seni yang ada untuk pertu njukan baik wali, bebali maupun balih-balihan. Komodifikasi dilakukan dalam konteks pelestarian seni itu sendiri. Namun dalam pelaksanaan seni hasil komodifikasi yang di pertontonkan kepada kegiatan pariwisata telah menghilangkan stengah atau sebagian dari proses seni tersebut sehingga memunculkan seni-seni baru yang cendrung pada seni kreasi namun mirip dengan aslinya. Kreasi di lakukan untuk menghilangkan rasa bosan dan monotonnya kesenian tersebut. Hasil kreasi hanya di gunakan sebagai tari pertontonan, sedangkan tari asli tetap dalam hubungan dengan ritual.

Paper detail ini ada dalam PDF

Rabu, 25 Maret 2009

Pemanasan Global yang merisaukan


Oleh : Murdana

Pemanasan global yang terjadi di selurug dunia mesti disikapi dan di carikan solusi-solusi pemecahan yang bijaksana sesegera mungkin. Mengingat pemanasan global telah memberikanpengaruh yang sangat besar pada naiknya air laut, perubahan panas yang meningkat drastic, perubahan ekologi, serta dampak yang lainnya yang menyangkun keberlangsungan ekosistem dunia.

Pemanasan global sangat di pengaruhi atau diakibatkan oleh beberpa hal yaitu : pengaruh rumah kaca, Peningkatan industrialisasi di Negara-negara capitalist, pembungan carbon keudara yang berlebihan, dan lain sebagainya. Apabila alas an ini di perdebatkan akan terjadi saling menyalahkan, dan alangkah baiknya untuk di carikan jalan keluar yang lebih bijak demi generasi penerus bumi ini.

Pertemuan pertemuna telah dilakukan yang membahas perubahan panas dan pariwisata dalam persaingan global.Pada tahun 2003 di adakan di Djerba, Negara Tunisia, Tahun 2007 yaitu tepatnya tanggal 1-3 October 2007 di adakan di Davos Switzerland. Dan telah menghasilkan himbauna tindakan yang secepatnya bisa di lakukan di seluruh dunia baik yang dilakukan oleh Negara dan internasional organisai, Industri pariwisata dan daerah tujuan wisata, consumers, research dan communications network.

Menurut Lipman, “The tourism sector has to mitigate and adapt in the pace of global warming and explore and put in place more climate-friendly and climate –proof alternatives”. Maka pariwisata merupakan aspek yang sensitive dalam pemanasan global maka di butuhkan tindakan mitigasi, adaptasi terhadap kegiatan bisnis pariwisata denga pemanasan global, meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan teknologi yang lama maupun baru, Mengamankan sumber-sumber daya finansial untuk membantu daerah dan negara-negara lemah/miskin.