This is the rooms expected

Gamabar kamar yang mempresentasikan perpaduan artistik dan kemewahan dengan balutan suasana yang sejuk, merupakan suasana dambaan setiap insani di dunia ini.

This is representing the warms

Penataan ruang dan pencahayaan menambah hidupnya suasana, dengan posisioning tempat perapian untuk memanaskan suasana menambah layout kamar tamu/keluarga menjadi kian natural dan lux.

This is the featured of slide

Posisi pentilasi dengan karakter pembalut kaca yang artistik, menebarkan pencahanyaan yang kalem sehingga ruangan terang namun tidak panas. Posisi artwork menambah terpancarnya kecantikan kamar, sebagai representasi hati yang bahagia.

This is My featured slide

Gambar bagus yang mempesona.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 19 April 2009

Seni Tari Bali Kaitannya dengan Komersialisai Seni Budaya Masyarkat Dalam Pariwisata Bali


Kontek Komersialisasi Kesenian Bali
Oleh: Murdana


Budaya dan seni di bali memang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan masyarakat setemapat di bali. Membicarakan Budaya akan selalu identik dengan berkesenian. Begitu pula kalau membicarakan berkesenian akan selalu juga assosiasinya kepada seni tari. Seni tari di bali dapat di bedakan atas 3 menurut penggunaannya yaitu seni Wali, Bebali, dan Balih-balihan. Seni tari balih-balihan adalah seni tari yang paling mudah untuk mendapatkan pengaruh, karena merupakan seni pertunjukan umum yang dapat di nikmati. Seni balih-balihan adalah seni yang mempunyai fungsi hiburan di samping mempunyai unsur dan dasar seni luhur sebagai seni serius dan seni hiburan/tontonan. Seni tari bebali yang berfungsi sebagai pengiring upacara dan upakara keagamaan di pura-pura ataupun di luar pura pada umumnya memakai lakon. Seni tari dan seni tabuh/karawitan yang dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan di Bali, misalnya Topeng, Gambuh, Leko, Wayang Kulit, Angklung, Semar Pegulingan, dan Baleganjur. Sedangkan Yang dimaksud dengan seni wali adalah seni yang dilakukan di pura-pura atau tempat yang ada hubungannya dengan upacara dan upakara agama sebagai pelaksana upacara. Pada umumnya seni ini tidak memakai lakon. Kesenian wali sebagai pelaksana upacara selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan niskala, yaitu untuk mendapatkan kekuatan/taksu dan keselamatan (Ritual).

Arus Globalisasi dan kepariwisataan memberikan dampak terhadap komodifikasi seni yang ada untuk pertu njukan baik wali, bebali maupun balih-balihan. Komodifikasi dilakukan dalam konteks pelestarian seni itu sendiri. Namun dalam pelaksanaan seni hasil komodifikasi yang di pertontonkan kepada kegiatan pariwisata telah menghilangkan stengah atau sebagian dari proses seni tersebut sehingga memunculkan seni-seni baru yang cendrung pada seni kreasi namun mirip dengan aslinya. Kreasi di lakukan untuk menghilangkan rasa bosan dan monotonnya kesenian tersebut. Hasil kreasi hanya di gunakan sebagai tari pertontonan, sedangkan tari asli tetap dalam hubungan dengan ritual.

Paper detail ini ada dalam PDF